Sabtu, 05 April 2008

Masih..

Aku masih takut pabila kelak kunjung sang maut menjemput..

Sungguh,
bukan karena getirnya kematian,
bukan karena sesak yang perlahan menghambat desah nafas,
atau karena denyut-denyut yang mulai terasa senyap..

Aku tlah paham,
Bahwa nanti rasa sakit nan perih,
akan tetap hadir temani jerit dan rintih,
dan terpaut satu seiring menit yang melirih..
Dan aku yakin tahan..

Tapi..
Aku masih benar takut,
menantang sang maut..

Bulir-bulir khilaf berhambur menghias hidup,
terserak entah-berantah tanpa arah,
menumpuk tebal layak sampah..

Hingga ‘kan menutup setitik celah cahya kebaikan,
sampai kabur lalu hilang meredup..

Dan ketika selubung-selubung dalam ruang jantungku,
tak lagi teralir darah..
Kecewa akan merajaiku,
tertawa menyambut sesal akan detik yang menyempit..
dengan sejuta bingkis resah..
Dan.. ah…


Aku masih takut..
Bukan karena maut setelah hidup,
tapi hidup setelah maut..

090607

Tidak ada komentar:

Posting Komentar